bismillah
islam menekankan pentingnya seorang muslim menjaga akhlak kepada orang tua Bahkan, dalam sebuah ayat, Allah swt menyandingkan perintah berbakti kepada orang tua, dengan perintah taat kepada-Nya.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah sesuatu selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak…” (QS. Al-Isra’:20)
Dalam hadist Abdullah bin Umar, Rasulullah berpesan: “Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.” (HR Tirmidzi, dishahihkan Ibnu Hibban dan Hakim)
Jelas sekali islam mengajarkan manusia untuk berbuat baik kepada orang tua, mencari ridanya, dan menjauhi murkanya, karena dengan cara itulah rida Allah akan turun dan murka-Nya akan menjauh.Berikut ini merupakan tuntunan akhlak kepada orang tua.
Menaati Perintah Orang Tua
manusia penting menaati perintah orang tua karena pada hakikatnya tidak ada orang tua yang menginginkan keburukan bagi anak-anaknya. Jadi, apapun perintah mereka, tak lain adalah bentuk kecintaan yang tulus tanpa pamrih.Keutamaan taat kepada orang tua melebihi keutamaan berjihad di jalan allah sebagaimana disitir dalam hadis Abdullah bin Mas’ud r.a.:
Aku bertanya kepada Rasulullah saw.: ‘Amalan apakah yang paling utama?’ Beliau menjawab: ‘shalat tepat pada waktunya.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab: ‘Berjihad di jalan Allah.” (H.R. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah.)
Menolak Perintah Bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya dengan Cara Baik dan Beretika
Kadang-kadang, karena keterbatasan pengetahuan dan keimanan, orang tua memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah maupun Rasulullah. Maka, dalam keadaan semacam ini, kita diperintahkan menolak dengan cara-cara yang baik. Allah berfirman dalam Q.S. Luqman ayat 15:
“Dan bila keduanya memaksamu menyekutukan-Ku dengan apa pun yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya, jangan kamu mematuhi keduanya, dan tetap pergauli keduanya di dunia dengan baik…”
Asma binti Abu Bakar berkata bahwa suatu hari, ia didatangi oleh ibunya yang masih musyrik. Maka, Asma meminta fatwa kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, ibuku mendatangiku dan menginginkan aku berbuat baik kepadanya. Apakah aku boleh menyambung persaudaraan dengannya?” Rasulullah menjawab: “Ya, sambunglah.” (Diceritakan dalam HR. Bukhari dan muslim)
Berkata Sopan dan Tidak Melukai Hati
Hendaknya setiap muslim menjaga adab berbicara kepada orang tua dengan menggunakan bahasa yang baik, kalimat yang sopan, dan tidak menyakiti hati.
Allah berfirman dalam Q.S. Al Isra’ayat 24: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang, dan ucapkanlah doa: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku waktu kecil.”
Amr bin Murah Al-Juhani menceritakan, ada sahabat yang bertanya:
“Ya Rasulullah, apakah yang akan kudapatkan seandainya aku selalu shalat lima waktu, puasa ramadhan membayar zakat, dan berhaji ke Baitullah?” Rasulullah menjawab, “Orang yang melakukan semua itu akan dikumpulkan dengan para nabi, siddiqin, syuhada, dan orang-orang shalih, kecuali mereka yang menyakiti kedua orangtuanya.”
Merawat Orang Tua Lanjut Usia dengan Sabar dan Ikhlas
Allah berfirman dalam Q.S. Al-Isra’ ayat 23:
“… Bila salah satu dari keduanya atau kedua-duanya mencapai usia lanjut di sisimu, maka janganlah kamu katakan: “uhf!” dan jangan pula menghardik, dan katakan kepada mereka perkataan yang mulia!”
Adalah kewajiban bagi anak untuk merawat orang tuanya yang telah lanjut usia. Apabila seseorang mendapati orang tua dalam perawatannya, janganlah bersikap buruk, baik dengan ucapan maupun tindakan. Hendaklah ia bersikap lembut, penuh kasih sayang, dan mengucapkan kalimat-kalimat yang menenangkan.
Dalam hadis riwayat Ahmad dan Muslim yang bersumber dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
“Kehinaan, kemudian kehinaan, kemudian kehinaan.” Ada yang bertanya: “Siapa itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Siapa saja yang mendapati orangtuanya ketika telah lanjut usia salah satunya atau keduanya, namun hal itu tidak membuatnya masuk surga.”
Tidak Mencela Orang Tua atau Mencela Orang Tua Orang Lain yang Menyebabkan Orang Lain Mencela Orang Tua Kita
Rasulullah bersabda: “Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya.” Lantas sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apakah mungkin seseorang mencela kedua orang tuanya?” Beliau menjawab: “Ya. Dia mencela bapak orang lain, lalu orang tersebut mencela bapaknya.” (HR. Muslim)
Mendoakan Orang Tua Semasa Hidupnya dan Setelah Meninggal Dunia
Dalam hadis riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, yang bersumber dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi, bahwa seorang laki-laki dari Bani Salamah datang kepada rasulullah , dan bertanya:
“Wahai Rasulullah, apakah masih ada sesuatu yang aku dapat lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tuaku setelah keduanya wafat?”
Beliau bersabda: “Ya, yaitu mendoakan keduanya, memintakan ampun, menunaikan janjinya, menyambung persaudaraan yang tidak disambung kecuali karena keduanya, dan memuliakan kawan-kawan mereka.”
Berbakti kepada kedua orang tua adalah jihad.
Abdullah bin Amru bin Ash meriwayatkan bahwa ada seorang lelaki meminta ijin berjihad kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Beliau bertanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Lelaki itu menjawab, “Masih.” Beliau bersabda, “Kalau begitu, berjihadlah dengan berbuat baik terhadap keduanya.” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Taat kepada orang tua adalah salah satu penyebab masuk Surga.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Sungguh kasihan, sungguh kasihan, sungguh kasihan.” Salah seorang Sahabat bertanya, “Siapa yang kasihan, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang sempat berjumpa dengan orang tuanya, kedua-duanya, atau salah seorang di antara keduanya, saat umur mereka sudah menua, namun tidak bisa membuatnya masuk Surga.” (Riwayat Muslim)
Berbakti kepada kedua orang tua membantu meraih pengampunan dosa.
Ada seorang lelaki datang menemui Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sambil mengadu, “Wahai Rasulullah! Aku telah melakukan sebuah perbuatan dosa.” Beliau bertanya, “Engkau masih mempunyai seorang ibu?” Lelaki itu menjawab, “Tidak.” “Bibi?” Tanya Rasulullah lagi. “Masih.” Jawabnya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Kalau begitu, berbuat baiklah kepadanya.”
Dalam pengertian yang ‘lebih kuat’, riwayat ini menunjukkan bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua, terutama kepada ibu, dapat membantu proses taubat dan pengampunan dosa. Mengingat, bakti kepada orang tua adalah amal ibadah yang paling utama.
Doa orang tua selalu lebih mustajab.
Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Ada tiga bentuk doa yang amat mustajab, tidak diragukan lagi: Doa orang tua untuk anaknya, doa seorang musafir dan orang yang yang terzhalimi.”
3 komentar:
kepada admin .. saya minta share salah satu foto ...yang ada foto kakek dan neneknya ..blh dunk
boleh gak papa
makasih atas kunjungnanya
sebuah lagu dari bang haji untuk saudaraku hary wibowo'
Hai manusia, hormati ibumu
Yang melahirkan dan membesarkanmu
Darah dagingmu dari air susunya
Jiwa ragamu dari kasih-sayangnya
Dialah manusia satu-satunya
Yang menyayangimu tanpa ada batasnya
Doa ibumu dikabulkan Tuhan
Dan kutukannya jadi kenyataan
Ridla Ilahi karena ridlanya
Murka Ilahi karena murkanya
Bila kau sayang pada kekasih
Lebih sayanglah pada ibumu
Bila kau patuh pada rajamu
Lebih patuhlah pada ibumu
Bukannya gunung tempat kau meminta
Bukan lautan tempat kau memuja
Bukan pula dukun tempat kau menghiba
Bukan kuburan tempat memohon doa
Tiada keramat yang ampuh di dunia
Selain dari doa ibumu jua
Posting Komentar