Kawasan ini penting karena sejak awal munculnya umat manusia memang selalu menjadi pusat perhatian. Konon Adam dan Hawa memulai hidup di bumi ini di kawasan Timur Tengah. Kawasan ini menyimpan sejarah emas kebudayaan manusia antara lain , sekitar sungai Tigris, Sungai Nil dan Euphrat, Persia, Laut Mati/sungai Yordan dan lain-lain. Dan selain Rasul rasulnya yang ada juga muncul nama-nama besar seperti Fir’aun, Darius, Nebukadnezar, Sultan Saladin, dan lain-lain.
Ada beberapa alasannya mengapa kawasan ini kini menjadi sangat penting untuk kita pelajari dan mengapa selalu konfliktual.
A. Posisi Strategis
Diantara benua Asia, Afrika, dan Eropa. Timur tengah sebagai penghubung ketiga benua tersebut sekaligus penting bagi strategi ekonomi dan perdagangan serta pertahanan global.
B. Keanekaragaman seperti:
I. Geografis yaitu:
- Adanya sub regional antara lain:
a. Kawasan Arab Inti(Bulan Sabit): Saudi Arabia, Mesir, Kuwait, Irak, Palestina, UEA, Bahrain, Qatar, Oman, Yordania.
b. Kawasan Arab Pinggiran(Periferal): Libya, Sudan, Yaman, Suriah, Libanon
c. Kawasan Afrika Utara(maghribi): Maroko, Tunis, Aljazair, Mauritania
d. Kawasan Non-Arab: Turki, Iran, Siprus, Israel, Afghanistan
e. Kawasan Asia Tengah (Eks Uni Soviet): Azarbaijan, Uzbekistan, Kazakstan, Turkmenistan.
f .Adanya Negara yang sangat luas dan yang sangat sempit. Negara yang sangat luas: Suriah, Saudi, Mesir, Irak, Iran, Turki. Sedangkan Negara sangat kecil/sempit antara lain: Libanon, Sudan, Kuwait, Afghanistan, Siprus, Uni Emirat Arab dan Qatar. Akibatnya Negara sangat luas cenderung mengintervensi Negara yang sangat sempit/kecil.
II. Kepemilikan Air
Secara garis besar masalah air laut terdiri dari masalah terbatas akses air laut yang dimiliki oleh beberapa negara Timur tengah seperti Irak dan Yordania, masalah perbatasan, dan masalah potensi kekayaan air laut seperti, mineral, pulau-pulau, dan pendapatan yang diperoleh karena memiliki laut.
Sedangkan masalah air tawar meliput: masalah air bersih, untuk keperluan sehari-hari, irigasi guna pengembangan dan pertanian, dan untuk pembangkit tenaga listrik, serta masalah perbatasan. Sumber air tawar terdiri dari air permukaan seperti sungai dan danau yang merupakan renewable resources, dan air tanah (ground water) yang merupakan unrenewable resources. Setiap permasalahan air tersebut diatas mempunyai potensi konflik cukup tinggi, dan beberapa diantaranya telah menjadi konflik terbuka seperti perang Irak-Iran yang disebabkan oleh perbatasan air di Shatt-al Arab, intervensi Irak ke Kuwait yang salah satu alasannya adalah yaitu terbatasnya akses air laut yang dimiliki Irak.
Masalah Air Laut
Meskipun wilayah Timur Tengah sendiri dibatasi oleh 2 samudra yaitu: Samudra Atlantik di Barat, dan Samudra India di Selatan, serta dibatasi juga oleh 6 laut yaitu; Laut Tengah (Mediterranean), Laut Merah, Laut Arabia, Laut Mati, Laut Caspia, dan Laut Aegean, namun keadaan masing-masing Negara Timur tengah akan pemilikan Laut/Samudra tidaklah sama. Ada Negara yang memiliki pantai yang amat panjang dan terdiri dari lebih dari satu Laut/Samudra seperti Arab Saudi yang memiliki Laut Merah, dan Laut Arabia, Turki memiliki Laut Mati dan Laut Aegean, Israel dan Mesir memiliki Laut Mediterranean dan Laut Merah, serta Moroko yang memiliki Laut Tengah dan Samudra Atlantik, atau Uni Emirat Arab dan Oman yang memiliki Laut Arab dan Samudra India. Sementara itu, ada Negara yang dapat dikatakan sama sekali tidak memiliki pantai yaitu Yordania, atau memiliki tetapi sangat terbatas seperti Irak dan suriah.
Mengingat pentingnya air laut bagi superioritas militer, pengangkutan eksport minyak dari negara-negara Timur Tengah, dan sebagai pemasukan penghasilan negara karena hasil dari laut seperti ikan, mineral/gas, ataupun dari retribusi kapal-kapal asing yang melewati laut maka perbedaan kondisi air laut tidak jarang menimbulkan konflik.
Bila sebagian besar perbatasan darat di Timur Tengah sudah ditentukan sejak 1880 dan 1930, maka perbatasan laut baru mulai ditentukan pada tahun 1960-an, dan hingga hari ini belum dapat diselesaikan secara tuntas.1 Masalah perbatasan air laut di Timur Tengah pada umumnya disebabkan oleh jarak yang terlalu dekat antara satu negara dengan negara yang lain. Masalah yang berikutnya yaitu kandungan kekayaan alam yang terdapat di perbatasan laut seperti minyak, mineral, dan ikan, juga pulau-pulau yang terdapat di perbatasan sering sekali menimbulkan sengketa.
Masalah Air Tawar
Masalah ait tawardi Timur Tengah tidak kalah penting dengan masalah air laut karena ini menyangkut secara langsung kehidupan manusia. Kebutuhan akan air tawar di Timur Tengah semakin meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk, dan semakin ditingkatkanya pertanian dengan irigasi. Sehingga ada kekhawatiran dalam waktu sepuluh tahun mendatang negara-negara Arab akan menghabiskan sebagian besar pendapatan minyaknya untuk membeli air. Bahkan Bank Dunia memperkirakan di tahun 1995 nanti Yordania, Israel, dan West Bank akan kehabisan air permukaannya. Sedangkan menurut Boutros Boutros Ghali di Timur Tengah air akan menjadi komoditi yang lebih berharga daripada minyak. Selanjutnya ia juga mengatakan bahwa perang Timur Tengah berikutnya akan berperang demi air.2
III. Keanekaragaman Agama, Akar Budaya dan Suku (Etnisitas)
Sebagai kawasan tempat bersumbernya peradaban-peradaban besar dunia, Asia Barat dan Afrika Utara telah memainkan peran yang amat penting dalam peta bumi batiniah umat manusia dalam kurun-kurun panjang. Kita mengenal misalnya kebudayaan dan peradaban Mesir kuno di lembah sungai Nil, Babilonia dan Assiria di Mesopotamia yang dialiri oleh sungai Tigris dan Furat. Sistem-sistem sungai inilah yang memberikan nafas hidup kepada peradaban-peradaban besar itu jauh sebelum kedatangan Islam.
Sepanjang pengetahuan kita, kawasan ini pulalah yang dahulunya melahirkan para nabi dan rasul yang boleh jadi menyebabkan “rasa iri” kawasan lain di dunia. Agama yang dominan di kawasan ini sekarang adalah Islam. Arus besarnya diwakili oleh sunni, arus kecilnya oleh syi’ah, khususnya di Iran (mayoritas mutlak) dan di Irak (sekitar 50%). Agama penting lainnya adalah Kristen (terutama di Lebanon dan Mesir), sementara agama yahudi berpusat di Israel. Islam sunni selain merupakan aliran agama sebagian besar orang Arab, juga bangsa Turki seluruhnya adalah muslim sunni. Dari sudut pandang rasial, di Asia Barat dan Afrika Utara secara kasar terdapat empat suku bangsa. Mereka adalah bangsa Semit yang menurunkan Arab dan Yahudi, bangsa Aria yang menurunkan bangsa Iran, bangsa Turki, dan Berber di Afrika Utara. Yang terakhir ini telah lama berasimilasi dengan bangsa Arab karena factor agama dan bahasa. Patut juga dicatat bahwa di Irak dan Yaman terdapat pula kelompok kecil Yahudi yang berbahasa Arab.
Memang secara akademis, siapa yang yang termasuk dalam kategori bangsa Arab itu, orang tidak menemukan sesuatu jawaban yang disepakati oleh semua pihak. Menurut pemimpin-pemimpin Arab, seorang Arab ialah: “Siapapun yang hidup di negeri kita, menggunakan bahasa kita, dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan kita, dan punya kebanggaan atas kebesaran dan kejayaan kita, maka ia adalah salah seorang dari kita.”3 Definisi lain diberikan oleh Prof. Gibb: “ Mereka adalah orang Arab yang menjadikan misi Muhammad dan memori tentang imperium Arab sebagai fakta sentral sejarah, dan sebagai tambahan mereka yang memelihara lidah Arab dan warisan kulturnya sebagai milik bersama.”4 Definisi pertama lebih luas, tapi tidak kurang kaburnya daripda definisi kedua. Definisi kedua sekalipun lebih jelas, tapi akan menemui kesulitan bila dihadapkan pada fakta sosiologis: terdapatnya suku-suku bangsa non-Muslim tetapi memakai bahasa Arab, seperti Yahudi di Irak dan Yaman, penganut Kristen di Lebanon dan Mesir
Teater sejarah Asia Barat dan Afrika Utara tampaknya masih tetap akan menjadi fokus perhatian dunia pada masa-masa yang akan dating. Tidak semata-mata karena petro-dolarnya. Letaknya yang strategis dari sudut pandang geo-politik telah menjadikan kawasan ini benar-benar diminati oleh kekuatan manapun yang ingin menguasai dunia. Lebih dalam daripada itu semua adalah kenyataan bahwa kawasan ini merupakan tempat lahirnya agama-agama monoteistik, sumber nilai-nilai moral-transendental yang tidak akan pernah kering sebagai acuan bagi arah gerak kewmanusiaan dalam menatap masa depan yang cerah ataupun kelabu.
IV. Keanekaragaman Ekonomi
Sebenarnya kondisi politik dan ekonomi masing-masing negara di Timur Tengah amat beragam. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kekayaan alam dan tingkat kemakmuran masing-masing negara; beberapa negara amat makmur dan beberapa negara amat miskin. Oleh karena itu untuk mendapatkan gambaran tentang permasalahan ekonomi politik di wilayah ini kita harus mengelompokkan beberapa negara yang memiliki kekayaan alam dan tingkat kemakmuran yang sama atau hampir sama. Negara-negara yang memiliki tingkat kemakmuran yang sama biasanya akan mempunyai arah politik dan pembangunan ekonomi yang sama pula. Sebaliknya Negara-negara yang mempunyai tingkat kemakmuran yang berbeda arah politik dan pembangunan ekonominya juga berbeda.
Perbedaan antara yang kaya dan yang miskin sering menimbulkan permasalahan politik, serta tidak jarang menimbulkan konflik terbuka diantara mereka. Dapat diambil contoh disini sengketa antara Saudi dengan Yaman Utara, Mesir dengan Saudi, Israel dengan negra-negara tetangganya, serta Irak dengan Kuwait lebih banyak disebabkan oleh perbedaan tingkat kekayaan. Disamping itu, perbedaan tingkat kemakmuran yang menyolok juga menyebabkan negara-negara Arab (Timur Tengah) sulit terintegrasikan secara politik maupun ekonomi tidak seperti masyarakat Eropa Barat, meskipun dari segi budaya dan bahasa negara-negara Arab lebih homogen. Hampir dapat dipastikan negara Arab yang kaya enggan berupaya untuk berintegrasi karena tanpa terintegrasi mereka dapat survive, sebaliknya dengan yang miskin.
V. Idiologi
Berkembangnya aneka idiologi antara lain sebagai berikut:
(a). Islam: khilafah, sunni, syi’ah
Pada tahun 1945 libanon, dikelompokan menjadi:
1. Kristen Maronit 35%
2. Islam Sunni 30%
3. Islam Syi’ah 25%
4. Druze 5%
Kemudian pada tahun 1970-an berubah menjadi:
1. Kristen Maronit 25%
2. Islam Sunni 35%
3. Islam Syi’ah 30%
(b). Sosialisme Arab
Yaitu Marxisme yang disesuaikan dengan alam Arab, pengikut-pengikut sosialisme Arab adalah:
- Muammar Khadafi (Libya), beliau menyusun buku “Buku Hijau” yang bertemakan “Revolusi Sosialisme jalan ke-3”. Isi buku tersebut yaitu memadukan antara Islam dan Marxisme
- Michael Aflaq, yaitu orang Kristen katolik di Irak yang melahirkan Idiologi partai Baath(partai kebangkitan). Partai Baath berkembang di Irak dan Suriah. Kemudian partai tersebut terpecah menjadi 2:
1. Di Irak, dipimpin oleh Saddam Husein
2. Di Suriah, dipimpin oleh Hafezal Assad
(c). Pan Arabisme (Solidaritas Arab)
basisnya yaitu qaummiyah pan Arabisme lahir karena munculnya negara Israel (1948) yang didukung oleh Inggris, Prancis dan AS. Kemudian memunculkan reaksi berdirinya Liga Arab. Karena tidak senangnya dengan Gammal Abdul Nasser yang menganggap dirinya sebagai pemimpin Arab, maka Saudi Arabia mendirikan Pan Islamisme (Solidaritas Islam), yang semangtnya yaitu ummah dan organisasinya bernama OKI.
(d). Idiologi Sekularisme-Liberalisme
(e). Komunisme (Marxisme-Leninisme)
(f). Zionisme, yaitu adalah gerakan atau semangat untuk kembali ke tanah Palestina untuk mewujudkan “A Jewish State for Jewish People (Sebuah bangsa Yahudi untuk bangsa Yahudi).”
Catatan:
- Blake, G, dkk, the Cambridge Atlas of the Middle East and North Africa, Combridge University Press, Cambridge, 1987, hlm 109.
- Starr, Jr, Water Politics in the Middle East, dalam majalah Midle East,1992, hlm 64.
- Ismail R.al-Faruqi and Lois Lamya al-Faruqi, The Cultural Atlas of Islam, New York: Macmilan Publishing Company, 1986, hlm 51.
- ibid, hlm.10
0 komentar:
Posting Komentar