TNI AL tertarik mengakuisisi rudal C-705 untuk ditempatkan di kapal cepat yang sedang dibangun. Indonesia berharap dapat memproduksinya di dalam negeri. 13 November 2010, Jakarta -- Indonesia akan membahas lebih rinci mekanisme dan sistem kerja sama industri pertahanan dengan China yang dirintis kedua negara sejak lama.
"Kami masih akan membahas lebih rinci mekanisme dan sistem yang akan dijalankan dalam kerja sama industri pertahanan antara Indonesia-China," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menjawab ANTARA di Jakarta, Sabtu. Ia menuturkan, masih perlu banyak penyesuaian antara kedua negara untuk dapat melakukan kerja sama industri pertahanan dengan sebaik-baiknya atas dasar saling percaya, saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain.
Wamenhan menuturkan, secara umum Indonesia dan China sepakat untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara diberbagai bidang termasuk pertahanan dan keamanan seperti yang tertuang dalam kemitraan strategis yang disepakati kedua pihak pada 2005. Selain itu, Indonesia dan China memiliki kesepakatan kerja sama pertahanan yang ditandatangani kedua menteri pertahanan pada 7 November 2007. "Namun, seluruh kesepakatan itu harus dipertajam lagi aturan mainnya, mekanismenya, sistem yang yang akan dijalankan seperti apa. Ini yang terus akan dibicarakan antara kedua pihak secara berkesinambungan," tutur Sjafrie.
Pada kesempatan terpisah, Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan, segala kemungkinan kerja sama industri pertahanan antara Indonesia dan China akan terus dijajaki.
"Namun, Indonesia mengharapkan agar kerja sama industri pertahanan kedua negara itu dapat mendukung pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri. Karena itu target kami saat ini yakni membangkitkan kembali industri pertahanan nasional," katanya.
Indonesia menjalin kerja sama industri pertahanan dengan beberapa negara semisal dalam bentuk produksi bersama.
ANTARA News
0 komentar:
Posting Komentar