J-20,Perpaduan Teknologi AS dan Rusia

China tak bisa dipandang sebelah mata dalam teknologi pesawat siluman.Ini setelah dua hari yang lalu China dilaporkan menguji coba pesawat perdana mereka. Beijing telah menunjukkan taringnya dengan sukses menguji coba pesawat jet tempur berteknologi siluman, yakni J-20.

Pesawat tempur itu menjadi andalan China dalam mempertahankan teritorialnya. Dengan suksesnya uji coba J- 20,musuh bebuyutan Negeri Panda, Amerika Serikat (AS) langsung bersikap waspada dengan perkembangan teknologi militer Negeri Tirai Bambu itu yang dinilai sangat pesat. Informasi yang tidak diragukan menyebutkan teknologi J-20 hampir sama seperti pesawat siluman terbaru AS, yakni F-22 Raptor dan B-2 Spirit.

Baik J-20 dan pesawat siluman lainnya memiliki teknologi yang membuat mereka tidak dapat dipantau radar musuh dan mampu menghindari sinar laser. Menteri Pertahanan AS Robert Gates pun terkagum-kagum atas teknologi yang dikembangkan China.“ Menurut saya, yang telah kita saksikan adalah mereka (China) bisa jadi sudah lebih maju dari yang diperkirakan intelijen kami dalam membuat pesawat itu,” papar Gates. J-20 itu terbang dari pangkalan udara di Chengdu selama 15 menit pada Selasa (11/1).

Jet tempur siluman China memiliki bodi lebih besar dari jet siluman yang sudah ada. J-20 dikemudikan satu orang,dua mesin,serta lebih berat dan besar dari Sukhoi T-50 milik Rusia dan F-22.Menurut Ted Galen Carpenter, seorang ahli pertahanan di Institut Cato,Washington, mengatakan bahwa pesawat tempur China ini tidak akan membawa perubahan.

“Keseimbangan kekuatan dunia tidak akan berubah dalam 10 tahun mendatang.Namun, secara psikologi dan simbol memang penting,” tutur Carpenter. China selama ini terganggu dengan kehadiran militer Amerika di halaman belakang mereka. Sebelumnya, para analis memperkirakan J-20 bakal dirilis pada 2019 mendatang.Yang membuat miris pada pakar pertahanan adalah J-20 memadukan antara teknologi Rusia dan AS.Kekurangan teknologi pesawat siluman AS dan Rusia ditutupi J-20.Rentang sayap dengan lebar 14 meter dan berbobot 36.000 kg membuat pesawat tersebut sangat kokoh.

Dengan bangganya, Beijing mengklaim bahwa teknologi J-20 merupakan buatan anak dalam negeri. Sementara itu, Matthew Buckley, pilot jet tempur Angkatan Laut AS menyebutkan bahwa J-20 memiliki kemampuan siluman.“Pesawat F-18 yang saya terbangkan seperti truk besar dalam radar. Pesawat itu ada kemungkinan sama sekali tidak tampak,”tuturnya. Disisilain,menurutKerryBrown, dari lembaga Chatham House,J-20 menunjukkan kemampuan riset militer China.

“Namun,kemampuan Beijing masih jauh di belakang AS,” ujarnya. Kemampuan J-20 hanya untuk kepentingan pertahanan China dan menekan Taiwan. Sementara itu, Richard Fisher, senior fellowhubungan militer Asia di International Assessment and Strategy Center,lembaga keamanan di Washington menyatakan bahwa pejabat China mengaku program itu bertujuan menandingi F- 22 Raptor. “Pesawat itu memiliki potensi besar mengalahkan F-22 dan jauh lebih unggul dibanding F- 35,”paparnya.



Spesifikasi resmi J-20 memang belum dirilis ke publik secara detail. Jika dibandingkan F-22 Raptor milik AS, J-20 tidak kalah saing.Khusus F-22 Raptor,awalnya diperuntukkan menyaingi pesawat tempur Rusia. Kelebihan utama F-22 salah satunya adalah radar AN/APG-77 AESA yang dirancang untuk operasi superioritas udara dan serangan darat, yang sulit dideteksi pesawat lawan,menggunakan apertur aktif dan dapat melacak beberapa target sekaligus dalam cuaca apapun.

AN/APG-77 mengganti frekuensinya 1.000 kali setiap detik.Ini membuatnya juga sangat sulit dilacak. Radar tersebut juga dapat memfokuskan emisi terhadap sensor lawan dan membuat pesawat lawan mengalami gangguan. Dalam hal kemampuan senjata, F-22 dirancang untuk membawa peluru kendali udara ke udara yang tersimpan secara internal di dalam badan pesawat agar tidak mengganggu kemampuan silumannya.

Pesawat ini juga bisa membawa bom,misalnya, Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan Small- Diameter Bomb (SDB) yang lebih baru. Untuk senjata cadangan, F- 22 membawa meriam otomatis M61A2 Vulcan 20 mm yang tersimpan di bagian kanan pesawat. Meriam ini membawa 480 butir peluru dan akan habis bila ditembakkan secara terusmenerus selama sekitar lima detik.

Pesawat siluman AS lainnya adalah Northrop Grumman B-2.B-2 berteknologi siluman yang kerap digunakan untuk mengebom. B-2 digunakan dalam tiga peperangan AS,yakni Perang Kosovo pada 1999 saat pesawat siluman tersebut menghancurkan 33% target pengeboman Serbia dalam delapan pekan.B-2 juga menjatuhkan bombom pada rakyat Afghanistan dengan dukungan pengisian bahan bakar di udara.Dalam perang Irak, B-2 juga turut diterjun dalam operasi tempur udara. Karakteristik B-2 sangat khas.


Pesawat itu mampu melakukan penetrasi ke wilayah musuh tanpa terdeteksi sedikit pun karena mampu meredam radar yang dipancarkan melalui visual atau pun suara. Mesin-mesinnya tertanam di dalam sayap.Namun, sebagian besar spesifikasitidakdiumumkanke publik. Selain B-2,AS juga memiliki F- 35 yang memiliki kemampuan siluman. Pesawat tersebut memiliki kursi tunggal, mesin tunggal, dan merupakan generasi kelima pesawat tempur yang mampu melakukan serangan darat dengan efektif.

Pesawat itu didesain tim industri penerbangan antariksa yang dipimpin Lockheed Martin dan pertama kali terbang pada 15 Desember 2006. Rusia pun tidak kalah. Rusia berusaha menandingi superioritas Amerika Serikat dalam hal kecanggihan pesawat tempur militer berteknologi siluman.Rusia ingin mengangkat kedigdayaan pesawat tempur seperti pada zaman Uni Soviet.Awal tahun lalu, Rusia menguji coba T-50 setelah dua dekade F22-Raptor milik AS menjadi raja di udara.

Pesawat jet militer generasi kelima ini tidak dapat terlihat oleh radar, dan sistem penerbangan maupun sistem persenjataan yang canggih.Pesawat siluman itu juga mampu terbang dalam kecepatan superionik lebih dari 1.200 km/jam. Pesawat T-50 bakal menambah kemampuan pertahanan Rusia karena selama ini hanya AS yang memiliki pesawat jet sejenis. Ingin menjadi pesaing Washington, Moskow berjanji akan membuat 1.000 pesawat tempur siluman dalam empat dekade mendatang.

Rusia mengandalkan India sebagai pelanggan utama pesawat tempur Sukhoi. Ide awal pesawat siluman sebenarnya ditemukan seorang pakar dari Rusia. Ironisnya, kini, Rusia justru berada di belakang AS.Awalnya, ide pesawat siluman ditemukan Pyotr Ufimsev pada 1966 dengan hipotesis berjudul Metode Gelombang Tepian dalam Teori Fisik Difraksi.Ufimtsev adalah ahli yang berpengalaman dalam Institut Rekayasa Radio Moskow. Ufimtsev mengalkulasikan cara- cara baru, yakni membentuk ruang bentuk geometris khusus yang mencerminkan radiasi elektromagnetis.






Dengan menciptakan kalkulasi silang sebuah radar yang mudah dilumpuhkan. Dia menetapkan rumus konfigurasi bersisi dua dimensi, berupa tata cara mengutak-atik komponen dalam sebuah radar. Hasilnya, radar bisa terganggu bila dikacaukan dengan sinar dua dimensi tadi.




Hingga kemudian, pada 1979, Rusia mengembangkan satu pesawat intai dan dari uji coba ternyata berhasil mengecoh radar antipesawat terbang AS di Padang Pasir Nevada. Namun, pada 1976, salinan teknologi pesawat siluman tersebut akhirnya bocor dan jatuh ke tangan AS. Dikembangkan Divisi Teknologi Angkatan Udara Amerika hingga mengembangkan teknologi siluman tersebut dengan hasil nyata,SR-71 Blackbird,F-117, dan B-2.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

krennnn

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger