Oleh : Mayor Laut (P) Salim, Anggota Dewan Penasehat Harian TANDEF
“Spending Money on defense will not give us security if our doctrine is wrong, or if our force structure does not suit our doctrine.”
The analysis of a maritime strategic environment which involved technical and juridical dimensional, political dimensional, and military and security dimensional, placed the dynamic of Indonesia has to be reference as unique case in terms of maritime defense problems. In this context, Indonesian Waters contribute a significance terms to develop Indonesia maritime defense system.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang besar dengan berbagai corak ragam kondisi sosial budayanya. Semenjak Proklamasi Kemerdekaan bangsa ini belum memilki sense of belonging terhadap pendahulu sebagai bangsa bahari serta bentuk negara disatukan oleh ribuan pulau yang ada. Era sekarang telah terjadi perubahan yang sangat signifikan terhadap perubahan lingkungan keamanan, baik regional kawasan maupun internasional yang sangat mempengaruhi pola berpikir, cara bertindak dalam penentuan kebijakan politik negara-negara, yang secara otomatis pula mempengaruhi penentuan strategi keamanan nasional masing-masing negara.
Geographical Awareness dan Pengertian Strategi
Disandangnya Indonesia sebagai the bigest Archipelagic state in the world hendaknya bangsa ini bisa menumbuhkan Geographical awareness atau kesadaran akan kedudukan dan bentuk geografis negara yaitu sebagai negara Kepulauan. Dalam hubungannya dengan bentuk geografis dan dengan melihat Factors shaping strategy yang meliputi: Ideology, norms, and values. National interests: what to achieve in a particular time/circumstance, defined by political authority. Geography. Threats and Technology. Lantas timbul pertanyaan bagaimana strategi Pertahanan Negara Indonesia sebagai negara Kepulauan dibangun? Tak lain dan tak bukan tujuannya adalah untuk melindungi kedaulatan negara dan mencapai tujuan nasional bangsa.
Berbicara masalah strategi tentunya semua orang akan bilang bahwasanya permasalahan strategi tidak terlepas dari unsur-unsur utama yang meliputi ways, ends dan means, rumusan strategi dapat dinyatakan sebagai cara mencapai tujuan dengan mengerahkan sarana ataupun sumber daya yang ada pada saat ini. Sehingga dalam menciptakan suatu Pertahanan Negara yang handal, harus merupakan korelasi yang erat dan saling mendukung dari instrumen pertahanan yang ada.
Mencoba untuk membuka beberapa literatur asing yang berhubungan dengan strategi, bahwa: Strategy is an art, rather than a science, to win war, by translating military effects into political results, must be based on political goals, comparative analysis of advantage, calculation of cost and benefits. The aim is to convince the enemy that they cannot achieve their aims, Limited resources, Effective and efficient.
Thus, Strategy is a rational process (John Baylis, James Wirtz, Colin S. Gray and Eliot Cohen, Strategy in the Contemporary World (Oxford: Oxford University Press, 2007). Art of applying military force to achieve end set by political policy (Andre Beaufre, An Introduction to Strategy (New York: Praeger, 1965). A science, art, plan to governing the raising, arming, and utilization of the military forces of a nation to the end that its interests will be effectively promoted or secured against enemies, actual, potential or merely presumed. (Lexicon of Military Terms, 1960). The art and science of developing and using political, economic, psychological and military forces as necessary during peace and war to afford the maximum support to policies…to increase the probabilities and favorable consequences of victory and to lessen the chances of defeat (Dictionary of US Military Terms for Joint Usage, 1964)
Tingkatan Strategi berdasakan kepada Kepentingan nasional atau political objective dengan turunannya meliputi: Strategi raya di mana pembinaan dan penggunaan seluruh komponen kekuatan nasional untuk tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini meliputi kekuatan militer dan non-militer. Strategi militer adalah seni dan ilmu pengetahuan dalam membina, menggelar dan menggunakan kekuatan militer. Strategi operasi yaitu merencanakan, memadukan, dan mengendalikan pertempuran militer. Strategi Medan Tempur yaitu dengan menggunakan kekuatan militer di medan tempur.
Strategi Pertahanan Negara
Pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan yang bersifat semesta dengan mengikut sertakan seluruh warga Negara dalam usaha pertahanan negara. Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.
Strategi pertahanan negara di bidang militer adalah strategi pertahanan negara Republik Indonesia yang merupakan pertahanan yang tersusun dalam bentuk pertahanan terpadu dari unsur kekuatan pertahanan yang ada. Strategi militer bersifat defensif aktif dalam susunan pertahanan mendalam, direalisasikan dalam upaya pencegahan sebagai prioritas agar wilayah yurisdiksi nasional tidak dijadikan ajang peperangan atau mencegah terjadinya konflik dalam negeri.
Oleh karena itu Strategi Pertahanan negara Republik Indonesia hendaknya dirumuskan dengan mencermati dinamika yang terjadi pada perubahan lingkungan strategis yang terjadi dengan karakteristik perang dan kecenderungan penggunaan persenjataan lainnya, baik pada lingkungan internasional, regional dan nasional. Dinamika lingkungan strategis tersebut digunakan untuk menganalisa ancaman, yang berdasarkan sumberdaya dapat berupa ancaman yang ada pada saat ini dan yang akan datang. Strategi yang digunakan akan dipengaruhi oleh Political Authority. Geography. Threats and Technology
Dalam pencapaian kepentingan Nasional yaitu menjamin kesejahteraan rakyat indonesia yang berada dalam NKRI yang berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945, maka dibentuklah sistem pertahanan dengan menetapkan negara indonesia adalah negara Kepulauan. Oleh karena itu pondasi negara yang memilki bangunan kepulauan, maka laut akan menjadi vital bagi bangsa ini. Untuk bisa bertahan hidup dengan habitat yang telah disandangnya bahwa fungsi strategis laut bagi bangsa ini di antaranya:
- Laut digunakan sebagai Media Penyeimbang Iklim Global
- Laut digunakan sebagai Media Sumber Daya alam yang melimpah
- Laut digunakan sebagai Media Perlintasan Antar bangsa dan Perhubungan
- Laut digunakan sebagai Media Pemersatu bangsa
- Laut digunakan sebagai Media Pertahanan Keamanan
- Laut digunakan sebagai Media Membangun Pengaruh
Dengan diterimanya bahwa Negara kita adalah Archipelagic state hendaknya disyukuri dengan mengaplikasikannya ke dalam konsep pertahanan yang dibuatnya. Oleh karena itu apabila dibandingkan dengan negara yang mapan seperti Amerika Serikat, hirarki pengambilan keputusan di bidang keamanan dan pertahanan nasional dari yang tertinggi terus ke bawah adalah sebagai berikut: national interest sebagai the fundamental goal of the nation - National Security Strategy - National Defense Strategy - National Military Strategy - National Strategy for Maritime Security (khusus bidang maritim) - Maritime Strategy - Naval Operations - Naval Tactics. Pada tahapan strata tersebut memiliki rumusan masing-masing yang dikeluarkan oleh masing masing instansi, yang mengatur secara jelas tentang tujuan yang akan dicapai, kewenangan serta tugas dan fungsi yang akan dilaksanakan.
Namun apabila melihat strata tersebut di Indonesia bahwa dari National Interest, National Strategy, National Security sistem, National Security Policy, Defence Policy, Military Strategy, Doctrine (Indonesia Maritime strategy) yang dituangkan dalam Doktrin Eka sasana Jaya TNI AL atau Sea Power-nya Indonesia, di mana di dalamnya termasuk TNI AL melaksanakan international role-nya. Dari Grand Strategy atau Maritime Strategy terdapat suatu jarak konsep dan kebijakan dalam pola pertahanan maritim Indonesia, bahwa kita tidak memiliki maritime strategy, namun langsung dituangkan ke dalam Doktrin TNI AL Eka Sasana Jaya.
Apabila dilakukan konfirmasi konsepsi dan dan kebijakan maka merujuk pada urutan tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa muncul gap atau jarak kebijakan antara konsep grand strategy yang telah dirumuskan oleh Indonesia melalui ragam kebijakan maritimnya dengan level kebijakan pertahanannya.
Dari perbedaan konsep negara yang dibilang maju untuk pertahanan maritimnya, bahwasannya kita telah kehilangan National Strategy for Maritime Security yang akan di jabarkan ke turunannya yaitu Military Startegy, Naval Operation dan Naval Tactics.
Pola Strategy Maritim Indonesia
Dengan melihat Kebijakan Nasional dalam strategi maritim Indonesia belum sepenuhnya bisa menjawab atau menjabarkan bagaimana pola strategi maritim Indonesia. Kita akan menghadapi legal constrain apabila menganalisa pendekatan top-down pada institusi institusi yang ada, seperti TNI AL, Polri, Bakorkamla ataupun Coast Guard yang nantinya akan dibentuk, apabila dihadapkan pada tindak kriminal seperti transnational crime karena aturannya memang belum ada.
Pada Lingkup TNI AL telah merintis SPLN maupun SPMI. Perintisan ini mengalami kendala politis dikarenakan belum ada komitmen politik tingkat nasional bahwa sisitem pertahanan belum dijadikan rujukan pokok. Oleh karenanya Centre of Gravity dari kebijakan pertahanan nasional belum bisa dikatakan berpusat pada kerangka maritim. Seacara konseptual bahwa membangun sistem pertahanan maritim dilakukan dengan memenuhi aspek aspek command of the sea, sea control sea denial, SLOC dan power projection of shore.
Dalam penyusunan suatu konsep strategi maritim negara manapun tidak ada yang sama, karena instrumen instrumen yang dimilikinya berbeda dan disesuaikan dengan kondisi dan situasi geografik serta sistim politik negara bersangkutan. Demikian pula dengan Indonesia, yang memiliki kekhususan tersendiri ditinjau dari segi geografi, hal tersebut dikarenakan geography is the bone of strategy.
Pada pola bottom-up sebenarnya peran universal TNI AL seharusnya sudah sangat relevan dengan strategi pertahanan maritim karena institusi ini sebagai unsur pertahanan yang menjadi ujung tombak sebagai negara maritim. Dalam hal ini TNI AL berjalan pada dua strategi dasar yaitu Pengendalian Maritim dan Proyeksi kekuatan, dan ini pula bisa dijadikan level minor pada pertahanan maritim. Kajian terhadap Doktrin Eka sasana Jaya sangat relevan karena penerapan dari doktrin ini mampu untuk menemukan pola pertahanan Maritim Indonesia.
Peran Diplomasi TNI AL
Guna mendukung terwujudnya grand strategy maritim Indonesia, salah satu faktor bahwa TNI AL sebagai ujung tombak adalah dukungan dalam bentuk peran diplomasi TNI AL. Salah satu peran universal tersebut digunakan sebagai sarana untuk mendukung kebijakan Luar negeri pemerintah. Berinteraksinya TNI AL dengan keterlibatan kerjasama latihan antar negara kawasan maupun internasional, serta Honour Visit yang dilakukan oleh kapal-kapal perang TNI AL dirancang untuk mempengaruhi kepemimpinan negara dalam keadaan damai maupun pada masa perang. Kehadiran kapal perang di dunia internasional menunjukkan akan kemampuan dan kekuatan maritim negara indonesia, serta untuk membangun opini antar negara atau confidence building measure .
Hal yang paling menonjol dalam peran diplomasi adalah adanya upaya untuk “avoiding the power” dengan cara mengubah potensi konflik menjadi potensi kerjasama. Selain hal tersebut yang termaktub dalam Doktrin Eka Sasana Jaya tentang hal kalkulasi resiko adalah eliminating the power dan transfering the power. Namun sekarang bentuk kerjasama tersebut seperti tersebut di atas masih menghadapi kualitas deterrence, coercion dan seduction secara nyata. Hal tersebut dikarenakan salah satunya adalah mensyaratkan kemampuan dan persenjataan yang handal. Tetapi sangat berlawanan dengan komitmen politik Indonesia yang belum melihat secara konsisten terhadap peningkatan teknologi perang unsur unsur TNI AL maupun biaya operasionalnya.
Kesimpulan
Adanya gap kebijakan yang luar biasa jaraknya antara national interest dengan kebijakan pendukung sampai pada tataran doktrin militer, hal tersebut mengakibatkan belum ada kerangka kebijakan pertahanan maritim di Indonesia. Perlunya perubahan doktrin yang substansial dalam doktrin induk TNI di mana dalam doktrin tersebut menempatkan sistem pertahanan maritim sebagai acuan pokok.
Perlunya pemerintah mewujudkan fungsi TNI AL yang berimbang sehingga tidak hanya peran konstabulari yang diandalkan di Indonesia, namun dua peran lainnya yang juga sama pentingnya yaitu Peran Pertahanan dan Peran diplomasi.
Dibandingkan dengan negara yang memilki kemampuan maritim yang handal maka negara kita masih kehilangan National Strategy for Maritime Security (khusus bidang maritim) - Maritime Strategy atau apapun namanya seperti Strategi Pertahanan Negara Kepulauan Indonesia namun pada tataran strata yang sama. Kalau tidak dimulai dari sekarang apakah kita akan menunggu sampai Negara Kepulauan Indonesia menjadi benua alias Negara Daratan Indonesia.
sumber: tandef
0 komentar:
Posting Komentar